Minggu, 19 Oktober 2025

Kisah Si Janda di Balik Lampu Kota 18+

 

FOTO WORDPRESS (6)

Pertemuan Tak Terduga

POKERPELANGI – Malam itu, Jakarta berkilau. Lampu gedung menyala terang dan memantulkan cahaya ke jalanan basah selepas hujan. Dari mobil sport merahnya, Nadine melangkah keluar dengan penuh percaya diri. Gaun hitam elegan membalut tubuhnya, sepatu hak tinggi mengetuk lantai marmer, dan parfum mewah menyebar setiap kali angin berhembus. Setiap gerakannya mengundang perhatian.

Begitu memasuki lobi hotel bintang lima, banyak mata langsung tertuju padanya. Biasanya, Nadine menikmati sorotan itu tanpa terlalu peduli. Namun, malam ini sesuatu terasa berbeda. Tatapan tajam seorang pria muda menembus keramaian, membuatnya spontan melirik balik.

Pria itu berdiri santai di dekat meja resepsionis. Wajahnya muda, mungkin 22 atau 23 tahun, namun senyumnya menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri. Namanya Raka. Alih-alih menatap dari jauh, ia melangkah mendekat dengan langkah tenang namun mantap.

“Permisi… sepertinya saya belum pernah melihat bintang seindah ini malam ini,” ucap Raka dengan nada ringan, tapi jelas terukur.

Nadine tersenyum tipis, lalu tertawa kecil. Banyak pria pernah mencoba mendekatinya, tetapi cara Raka berbicara terdengar spontan dan berani. Tatapannya tajam, tapi bukan lancang. Gayanya santai, tapi tidak murahan.

“Kalau kamu pandai merayu, kamu pasti sering melakukannya,” balas Nadine sambil mengangkat alis.

“Hanya kalau bintangnya benar-benar bersinar,” jawab Raka cepat tanpa ragu.

Percakapan singkat itu langsung mencairkan suasana. Nadine terkejut karena Raka berhasil mengimbangi energinya. Biasanya, pria muda gugup saat berbicara dengannya. Kali ini, justru ia yang merasa tertantang.


🍷 Malam yang Mengalir Penuh Chemistry

Beberapa menit kemudian, keduanya berdiri berdampingan di lounge hotel. Mereka memesan segelas wine, lalu duduk saling berhadapan. Lampu redup menciptakan suasana hangat dan intim. Percakapan mereka mengalir lancar, berpindah dari topik ringan ke cerita pribadi. Nadine bercerita tentang hidupnya sebagai wanita mandiri setelah kehilangan suaminya. Raka mendengarkan dengan penuh perhatian, menatap matanya tanpa berpaling.

Sesekali, Nadine menyentuh rambutnya, sementara Raka perlahan mendekat sedikit setiap kali berbicara. Transisi dari canggung ke akrab terjadi begitu alami. Mereka tertawa bersama, saling melempar komentar cerdas, dan menikmati momen tanpa terburu-buru.

“Kamu tahu,” kata Nadine sambil menatap Raka tajam namun hangat, “tidak banyak orang yang bisa membuatku betah berbincang lama seperti ini.”

“Mungkin kamu hanya menunggu orang yang tepat,” jawab Raka, dengan suara pelan namun tegas.

Kalimat itu menyentuh sesuatu dalam diri Nadine. Ia merasakan jantungnya berdebar sedikit lebih cepat, sesuatu yang jarang terjadi sejak lama. Tatapan mereka terkunci lebih lama, dan suasana di antara mereka semakin menghangat.


🌃 Awal dari Sesuatu yang Tak Terduga

Malam semakin larut, tetapi mereka tidak tergesa mengakhiri pertemuan itu. Nadine merasakan energi baru, sementara Raka terus menjaga ritme percakapan dengan percaya diri. Di balik gemerlap lampu kota, dua dunia yang berbeda perlahan saling mendekat.

Pertemuan itu bukan sekadar kebetulan. Ia menandai awal kisah penuh daya tarik, emosi, dan ketegangan romantis antara Nadine yang glamor dan Raka yang berani.